Pembelajaran Mendalam: Inovasi Kebijakan Pendidikan Indonesia oleh Kemendikdasmen

Pendidikan Indonesia memasuki babak baru lewat inovasi kebijakan yang dikenal sebagai Pembelajaran Mendalam (deep learning), yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Kebijakan ini bukan hanya soal mengganti kurikulum, melainkan memberikan pendekatan pembelajaran yang lebih baik, bermakna, dan menggembirakan di semua jenjang pendidikan mulai tahun ajaran 2025/2026. 

Latar Belakang dan Tujuan

Tujuan utama kebijakan Pembelajaran Mendalam adalah mengatasi masalah pembelajaran tradisional yang terlalu banyak mengandalkan hafalan dan tugas rutin, kurang menggali pemahaman konsep, serta minim kaitan antara pembelajaran dan kehidupan nyata siswa. Melalui pendekatan ini, diharapkan siswa tidak hanya menguasai materi, tapi juga mampu berpikir kritis, reflektif, serta memiliki pengalaman belajar yang bermakna. 

Kemendikdasmen menetapkan bahwa pembelajaran mendalam bukanlah suatu kurikulum baru, melainkan pendekatan atau paradigma dalam pelaksanaan pembelajaran. Pendekatan ini memberi perhatian pada aspek mindful (kesadaran belajar), meaningful (makna belajar), dan joyful (kegembiraan dalam belajar). 

Regulasi dan Implementasi

Regulasi yang mengatur penerapan pendekatan ini adalah Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025, yang merupakan revisi atas Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Regulasi ini secara eksplisit mendorong proses pembelajaran mendalam di semua jenjang pendidikan dasar dan menengah mulai tahun ajaran 2025/2026. 

Lebih jauh, pemerintah menargetkan bahwa antara tahun 2028 hingga 2030, 80–100 persen sekolah di Indonesia telah menerapkan pembelajaran mendalam. Tahapan awalnya sejak 2025 adalah pilot project, pelatihan guru, dan penguatan kapasitas pendidik. 

Komponen dan Ciri Khas

Beberapa ciri penting dari pembelajaran mendalam menurut Kemendikdasmen:

  • Holistik dan terpadu: pendekatan yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga olah hati (emosional/etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (fisik atau kinestetik).
  • Pembelajaran yang memuliakan peserta didik: menghargai potensi, perbedaan, dan kebutuhan tiap siswa. 
  • Belajar yang signifikan dan menyenangkan: bukan hanya untuk lulus ujian, tetapi belajar karena memahami, menerima, dan menikmati proses belajar.

Pelatihan Guru dan Penguatan Kompetensi

Agar pendekatan ini dapat berjalan, Kemendikdasmen menggelar berbagai pelatihan Pembelajaran Mendalam untuk guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan pihak terkait lainnya. Pelatihan ini meliputi:

  • Pelatihan konsep dasar, cara merancang pembelajaran mendalam, dan asesmen yang sesuai. 
  • Pelatihan untuk fasilitator dan guru-guru di berbagai daerah, seperti Jambi dan Sumatera Utara, juga di Jawa Tengah dan kudus. 
  • Program blended learning (gabungan tatap muka dan praktik langsung), refleksi, dan pendalaman materi agar guru tidak hanya memahami teori tapi mampu implementasi di kelas. 

Tantangan dan Harapan

Tantangan utama dalam penerapan kebijakan ini antara lain:

Kesiapan guru: kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran mendalam masih harus diperkuat. 

Konteks lokal: perlu adaptasi sesuai kondisi sekolah, sumber daya, infrastruktur, dan budaya belajar di masing-masing daerah.

Evaluasi dan asesmen: bagaimana mengukur aspek non-kognitif serta pemahaman mendalam siswa secara tepat.

Di sisi lain, harapan besar menyertai kebijakan ini, yaitu peningkatan mutu pendidikan, pemerataan, dan terciptanya siswa yang tidak hanya pandai secara akademis, tapi juga memiliki karakter dan kemampuan berpikir kritis serta kesiapan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Kesimpulan

Pembelajaran Mendalam yang dicetuskan Kemendikdasmen merupakan langkah strategis memperkaya Kurikulum Merdeka bukan sebagai gantinya, tetapi sebagai pendekatan pedagogis yang mendasar. Dengan regulasi, pelatihan, serta target penerapan di seluruh sekolah dalam beberapa tahun ke depan, pendekatan ini diharapkan menjadi fondasi bagi pendidikan Indonesia yang lebih bermutu, relevan, dan memanusiakan.

Post a Comment

Previous Post Next Post